Minggu, 18 November 2018

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN


LAPORAN PRAKTIKUM
“PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mata Kuliah “Fisiologi Hewan” yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

Kelompok: 1 (Satu)
Novi Nurul Awaliyah (16543012)
Euis Hanunah              (16543022)
Mahisa Rani                 (16543025)
Wawan Kurniawan      (16543026)



LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
Menjelaskan reaksi yang terjadi
 
2018

PRAKTIKUM
III

Hari / Tanggal : Senin, 12 November 2018
A.    Tujuan Praktikum
·         Mengetahui proses respirasi sel
·         Memahami proses respirasi anaerobik (Fermentasi)
·         Menentukan jenis respirasi pada suatu sel makhluk hidup
·         Memahami proses oksidasi dalam masa respirasi
B.     Landasan Teori
Makhluk multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme sel dapat dibagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme adalah proses penguraian senyawa untuk menghasilkan energi. Sedangkan, anabolisme adalah proses sintesis senyawa atau komponen dalam sel hidup. Umumnya, dalam proses metabolik melibatkan aktivitas katalis biologik yang disebut enzim dengan melibatkan ATP.
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan substrat yang diakhiri dengan produk. Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak-balik, melainkan berjalan ke satu arah. Tiap produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi ini berurutan sampai produk akhir, membentuk suatu jalur metabolisme.
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP(Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).
Contoh katabolisme adalah respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Sedangkan, respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi.
a.       Respirasi Aerob
Sebagian besar hewan dan tumbuhan melakukan respirasi aerob. Respirasi aerob adalah peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi. Respirasi aerob disebut juga pernapasan, dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada tingkat sel respirasi terjadi pada organel mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 36 ATP
Pada respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa karbohidrat, lemak atau protein dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air. Pada reaksi di atas, substrat yang dioksidasi sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai akseptor elektron terakhir pada rantai transpor elektron di mitokondria. Karbondioksida (CO2) dibebaskan keluar sel sebagai sampah. Pada manusia, CO2 dilarutkan dalam darah, kemudian dibuang melalui pernapasan dari paru-paru. Molekul air juga merupakan sampah dari respirasi dan dibuang lewat plasma darah ke paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas. Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron.

b.      Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob sering disebut juga fermentasi.
Organisme yang melakukan fermentasi di antaranya adalah bakteri dan protista yang hidup di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak mengandung oksigen.
Beberapa organisme dapat berespirasi menggunakan oksigen, tetapi dapat juga melakukan fermentasi. Organisme seperti ini melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sebagai contoh, sel-sel otot dapat melakukan respirasi anaerob jika kekurangan oksigen.
Pada fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuk 2 ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara sempurna memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan air, serta ATP yang dihasilkan pun tidak sebesar ATP yang dihasilkan dari glikolisis. Dari hasil akhirnya, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.

C.     Alat dan Bahan
·         Alat yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
Nama Alat
Gambar
1
Tabung Reaksi
2
Gelas Kimia
3
Alat Penagas Air
4
Bunsen
5
Pipet Tetes
6
Gelas Ukur
7
Penjepit Tabung Reaksi
8
Termometer
9
Kertas Label
10
Korek Api
11
Baki
12
Kamera Hp

·         Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
Nama Bahan
Gambar
1
Larutan Gist/Ragi
2
Larutan Methylen blue
3
Larutan Glukosa
4
Aquadest
5
Tisu


D.    Cara Kerja
1.      Memberi tanda atau label pada masing-masing tabung engan huruf A, B, C dan D
2.      5 cc larutan gist yang telah dibuat kemudian dididihkan dengan bunsen (secara langsung)
3.      Masing-masing 1 cc larutan gist yang telah dipanaskan tersebut dimasukan kedalam tabung A dan B
4.      Kemudian 5 cc larutan gist yang masih dingin diambil lalu dimasukan masing-masing 1 cc kedalam tabung C dan D
5.      1 cc larutan glukosa 10% dan 1 cc larutan methylen blue ditambahkan kedalam setiap tabung (tabung A, B, C dan D)
6.      Encerkan semua tabung tersebut dengan aquadest sebanyak 5 cc, kemudian sumbat dengan ibu jari serta kocok masing-masing tabung tersebut
7.      Tabung B dan D biarkan terbuka sedangkan tabung A dan C ditutup dengan menggunakan kapas
8.      Semua tabung reaksi tersebut dimasukan ke dalam penagas air dengan suhu 40 C
9.      Dilakukan pengamatan perubahan warna yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit.


E.     Hasil Pengamatan
F.      Tabung
Warna
Sebelum
Sesudah

10’ ke-1
10’ ke-2
10’ ke-3
10’ ke-4


A(tutup)
Biru
(+++)
Biru (++)
Endapan(++)
Biru (+)
Endapan(++)
Biru (+)
Endapan(++)
Biru (+)
Endapan (++)
B(buka)
Biru
(+++)

Biru (++)
Endapan(++)
Biru (+)
Endapan(++)
Biru (+)
Endapan(++)
Biru (+)
Endapan(++)

C(tutup)
Biru
(+++)

Biru (+)
Endapan(+++)
Gelembung
(+++)
Putih (-)
Endapan(+++)
Gelembung
(+++)
Putih (-)
Endapan(+++)
Gelembung
(+++)
Putih (-)
Endapan(+++)
Gelembung
(++)
D(buka)
Biru (+++)

Biru (+)
Endapan(++)
Gelembung
(+++)
Putih (-)
Endapan(++)
Gelembung
(+++)
Putih (-)
Endapan(++)
Gelembung
(+++)
Putih (-)
Endapan(++)
Gelembung
(++)

Gambar

TABEL PENGAMATAN


Keterangan      : (-)      = Putih
  (+)      = Biru Pudar
(++)    =  Biru Muda
(+++)  = Biru Normal
(+)      = Endapan Sedikit
(++)    = Endapan Cukup Banyak
(+++) = Endapan Banyak
(+)      = Gelembung Sedikit
(++)    = Gelembung Cukup Banyak
(+++) = Gelembung Banyak


F.     PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini media yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu species Saccharomyces cerevisiae yang dikenal sebagai salahsatu ragi fermentasi. fermentasi merupakan produksi energi di dalam sel berupa respirasi yang terjadi dalam kondisi anaerob (tanpa melibatkan oksigen) Respirasi aerob terjadi pada system metabolisme energy manusia, tumbuhan maupun hewan, namun respirasi aerob dapat juga terhambat karena sesuatu hal, maka dari itu hewan dan tumbuhan melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energy tanpa adanya oksigen, yang disebut respirasi anaerob.
Saccharomyces cerevisiae dapat berespirasi secara aerobic jika terdapat oksigen dan dapat berespirasi secara anaerob jika tidak terdapat oksigen pada glukosa, maltose, dan trehalosa.
Klasifikasi Saccharomyces
Kingdom                     : Fungi
Division                       : Ascomycota
Kelas                           : Saccharomycetes
Ordo                            : Saccharomycetales
Genus                          : Saccharomyces
Spesies                         : Saccharomyces cerevisiae
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, pada tabung A dan B ( merupakan larutan ragi dipanaskan) dengan penambahan 1 mL glukosa 10 %, 1 mL  methylene blue, dan 5 mL aquadest kemudian kocok hingga homogen ssetelah itu dipanaskan pada suhu ± 40°C  tunggu hingga terjadi perubahan warna  ± selang waktu 10 menit. pada tabung A dan ditutup bagian lubang tabungnya oleh kapas sehingga menyebabkan  terjadi reaksi pada Saccharomyces cerevisiae. Dalam reaksi ini dihasilkan perubahan warna pada menit ke-20 dan berakhir di menit ke-20 sampai 40 dengan warna biru yang cukup pudar. Selain itu, dihasilkan etanol yang dibuktikan dengan bau menyengat setelah kapas tersebut dibuka dan dihasilkan pula gas CO2 yang dibuktikan dengan muculnya gelembung-gelembung pada tabung walau dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun pada menit 30 tidak terjadi reaksi apapun ini berarti ragi Saccharomyces cerevisiae kemungkinan sudah tidak beraktivitas atau mati otomatis kerjanya tidak maksimal pada keadaan tersebut.
Sedangkan pada tabung B (larutan ragi dipanaskan) bagian lubangnya dibiarkan terbuka sehingga oksigen dapat masuk ke dalam tabung. Pada keadaan ini Saccharomyces cerevisiae melakukan respirasi aerob yaitu reaksi enzimatik yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan energi. Dalam reaksi ini dihasilkan perubahan warna pada menit ke 10 dan berakhir di menit ke-20 sampai 40 dengan warna biru yang lebih pudar sehingga tabung B ini dapat dikatakan memiliki kecepatan perubahan warna yang lebih cepat dibandingkan pada tabung A, pada tabung ini juga dihasilkan endapan dalam jumlah yang cukup banyak, namun endapannya masih berwarna biru artinya aktivitas Saccharomyces cerevisiae  tidak berlangsung secara maksimum.
Pada tabung A dan B mengandung larutan ragi yang sebelumnya telah dipanaskan sampai titik didihnya sehingga membuat hasilnya tidak sempurna karena sebagian besar larutan ragi akan rusak ketika berada pada suhu yang tinggi. Tabung B melakukan respirasi secara aerob dan dihasilkan perubahan warna biru yang lebih pudar dibandingkan warna biru  pada tabung A karena respirasi aerob pada tabung B akan membuat enzim bereaksi mengubah glukosa secara sempurna. Tetapi karena sebagian besar larutan ragi telah rusak diakibatkan pemanasan sampai titik didih maka enzim pada tabung B tidak dapat mengubah glukosa secara sempurna.Walaupun demikian, kedua tabung tersebut masih memiliki potensi untuk berespirasi baik secara aerob maupun anaerob.
Sedangkan pada tabung C dan D dimasukan larutan ragi yang tidak dipanaskan kemudian ditambahkan dengan 1 mL larutan gula dan 1 mL methylene blue, kemudian ditambahkan 5 mL aquades. Ada dua perlakuan pada kedua tabung tersebut.Tabung C ditutupi dengan kapas bertujuan supaya tidak ada udara yang masuk, sedangkan tabung D tidak ditutupi apapun.
Kedua tabung tersebut dimasukan kedalam gelas kimia yang memiliki suhu  ± 40o C, kemudian diamati perubahan warnanya.
Setelah 10 menit beralu pada tabung C dan tabung D terjadi perubahan warna menjadi biru pudar dan terus memudar pada menit ke-20 sampai terjadi perubahan warna menjadi bening pada menit ke-10. Tabung C memiliki warna yang lebih bening dari tabung D, dan memiliki kecepatan perubahan warna yang lebih cepat.
Selama pengamatan pada tabung C dan tabung D terjadi respirasi yang sangat baik yang dibuktikan dengan perubahan warna menjadi bening yang menandakan banyaknya gas CO2 yang dihasikan dari respirasi tersebut dengan ditandai adanya gelembung.
Respirasi yang terjadi menghasilkan Energi yang dibuktikan dengan kenaikan suhu pada tabung yang menyebabkan munculnya gelembung-gelembung gas (CO2) yang berlangsung cukup cepat. Pada tabung C dan D menandakan bahwa aktivitas Saccharomyces cerevisiae berlangsung dengan optimum karna menghasilkan titik akromatis pada menit ke 10 hingga ke 40, endapan yang dihasilkanpun berwarna putih artinya Saccharomyces cerevisiae benar-benar mengalami reaksi kimia dengan optimum dalam kondisi tersebut.
Reaksi yang terjadi pada tabung C
             C6H12O6à  2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP 
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa hasil dari pemecahan senyawa glukosa tanpa ada udara (O2)  yang terjadi pada tabung C yaitu etanol, CO2,  dan ATP, maka pada tabung C disebut respirasi anaerob
Reaksi yang terjadi pada tabung D
  C6H12O6+  6O2à   + 6CO2 +  6H2O +675 Kal 
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa hasil dari pemecahan senyawa   glukosadenganbantuan udara (O2)  yang terjadi pada tabung D yaitu CO2, H2O, dan Energi,   maka pada tabung D disebut respirasi aerob. Dapat dikatakan bahwa ragi melakukan respirasi secara anaerob. Pada tabung D respirasi pun tetap terjadi walaupun dengan bantuan O2, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama.

G.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.
o   Respirasi sel merupakan proses pemecahan glukosa menjadi ATP yang terjadi di mitokondria.Proses respirasi sel ada 2 macam, respirasi aerob dan respirasi anaerob.
o   Respirasi anaerob merupakan pemecahan glukosa tanpa adanya udara yang akan menghasikan etanol, CO2, dan energy.
o   Respirasi yang terjadi pada ragi merupakan respirasi anaerob, tetapi karena ragi juga dapat melakukan respirasi dengan bantuan udara maka respirasi pada ragi disbut respirasi anaerob vakultatif, walaupun pada praktikum yang kami lakukan dapat terlihat jelas bahwa ragi dapat melakukan respirasi dengan sangat baik apabila tidak ada udara (anaerob).
o   Proses oksidasi dalam masa respirasi yaitu reaksi karbohidrat menjadi CO2. Karbohidrat seperti glukosa dapat diuraikan oleh enzim menjadi CO2 dan etanol dalam keadaan anaerob.

H.    Pertanyaan
      1. Apa yang di maksud dengan respirasi sel ?
      Jawab :
            Respirasi sel adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik  menjadi CO2, H2O dan energi.
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi.selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa antara yang berguna sebagai bahan sitesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO2 yang berperan sebagai keseimbangan karbon.
      2. Apa yang di maksud dengan oksidasi ?
       Jawab :
          Reaksi Oksidasi dapat didefinisikan sebagai peristiwa kehilangan elektron atau kehilangan hydrogen, sehingga disebut juga reaksi dehidrogenasi. Bila suatu senyawa dioksidasi maka harus ada senyawa lain yang direduksi, yaitu akan memperoleh elektron atau memperoleh hydrogen. (Sri Widya : 2000).
     3. Apa sebabnya terjadi perbedaan kecepatan perubahan warna antara tabung A,B dengan tabung C dan D ?
     Jawab : 
           Penyebab terjadinya perbedaan kecepatan perubahan warna pada keempat tabung terjadi karena jumlah bakteri Saccaromyces sp (Ragi) yang melakukan proses respirasinya berbeda setiap tabung, kami memasukan Saccaromyces sp (Ragi) ke setiap tabung dengan pipet tetes sehingga setiap tetesnya memiliki jumlah bakteri yang berbeda beda, perbedaan tersebut dapat mempengaruhi kecepatan proses perubahan warna setiap tabungnya 
Serta adanya perbedaan kecepatan dikarenakan perbedaan perlakuan pada masing-masing tabung, yaitu pada tabung A dan B  larutan ragi di panaskan terlebih dahulu sedangkan tabung C dan D tidak di panaskan. Pada tabung  yang di panaskan memungkinkan bakteri Saccaromyces sp mati dan tidak terjadi proses respirasi, hal ini menyebabkan tabung A dan B mengalami perlambatan dalam perubahan warna. Sedangkan pada tabung C dan D tidak dipanaskan sehingga warnanya cepat berubah karena organisme-organisme masih hidup dan melakukan respirasi akibatnya larutan didalam tabung menjadi berwarna lebih jernih dibandingkan warna awal. 
Adanya perbedaan perlakuan pada tabung A dan C di tutup dengan kapas dan tabung B dan D di biarkan terbuka, hal ini yang menyebabkan tabung yang ditutup dengan kapas memungkinkan tidak ada oksigen yang masuk. 
Faktor yang mempengaruhi kecepatan perubahan warna yaitu jumlah organisme tiap tabung, perbedaan perlakuan pada tiap tabung seperti di lakukannya pemanasan serta adanya oksigen atau tidaknya.

LAMPIRAN

Perubahan warna endapan dan gelembung sebelum dipanaskan 
   
                               Perubahan warna, endapan dan gelembung pada 10 menit ke -1



Perubahan warna, endapan, dan gelembung pada 10 menit ke-2

Perubahan warna, endapan, dan gelembung pada 10 menit ke - 3

Perubahan warna, endapan, dan gelembung pada 10 menit ke - 4

Hasil Akhir








DAFTAR PUSTAKA



Yatim, wildan.Biologi modern. Tasito Bandung (2012)
(“PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI ( Fermentasi Ragi ),” n.d.)
https://www.coursehero.com/file/p5vker2s/Klasifikasi-Saccharomyces-cerevisiae-adalah-sebagai-berikut-Kingdom-Fungi/. Diakses tanggal 14 November 2018
www.sridianti.com/perbedaan-bakteri-anaerob-dan-aerob-dalam-penggunan-oksigen.html. Diakses tanggal 17 November 2018