LAPORAN PRAKTIKUM
“PROSES OKSIDASI DAN
PROSES RESPIRASI”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mata Kuliah
“Fisiologi Hewan” yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Kelompok: 1 (Satu)
Novi Nurul Awaliyah (16543012)
Euis Hanunah (16543022)
Mahisa Rani (16543025)
Wawan Kurniawan (16543026)
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT
PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
|
PRAKTIKUM
III
Hari
/ Tanggal : Senin, 12 November 2018
A. Tujuan
Praktikum
·
Mengetahui proses
respirasi sel
·
Memahami proses
respirasi anaerobik (Fermentasi)
·
Menentukan jenis
respirasi pada suatu sel makhluk hidup
·
Memahami proses
oksidasi dalam masa respirasi
B. Landasan
Teori
Makhluk
multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel.
Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme.
Untuk menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolisme. Metabolisme
adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan
mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme sel dapat dibagi menjadi dua,
yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme adalah proses penguraian senyawa
untuk menghasilkan energi. Sedangkan, anabolisme adalah proses sintesis senyawa
atau komponen dalam sel hidup. Umumnya, dalam proses metabolik melibatkan aktivitas
katalis biologik yang disebut enzim dengan melibatkan ATP.
Metabolisme
merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan substrat yang diakhiri
dengan produk. Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak-balik, melainkan berjalan
ke satu arah. Tiap produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi
ini berurutan sampai produk akhir, membentuk suatu jalur metabolisme.
Katabolisme
adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan
energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme
mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain,
dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel.
Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh
reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk
ATP(Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin
dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).
Contoh
katabolisme adalah respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme
dibagi menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah
respirasi yang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Sedangkan,
respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk
menghasilkan energi.
a. Respirasi
Aerob
Sebagian
besar hewan dan tumbuhan melakukan respirasi aerob. Respirasi aerob adalah
peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan
energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan untuk memenuhi proses hidup
yang selalu memerlukan energi. Respirasi aerob disebut juga pernapasan, dan
terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada tingkat sel respirasi terjadi pada
organel mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O +
6CO2 + 36 ATP
Pada
respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa karbohidrat, lemak atau protein
dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air. Pada reaksi di atas,
substrat yang dioksidasi sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai
akseptor elektron terakhir pada rantai transpor elektron di mitokondria. Karbondioksida
(CO2) dibebaskan keluar sel sebagai sampah. Pada manusia, CO2 dilarutkan dalam
darah, kemudian dibuang melalui pernapasan dari paru-paru. Molekul air juga
merupakan sampah dari respirasi dan dibuang lewat plasma darah ke paru-paru,
kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas. Respirasi aerob dapat dibedakan
menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron.
b. Respirasi
Anaerob
Respirasi
anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima
akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa
sebagai substrat. Respirasi anaerob sering disebut juga fermentasi.
Organisme
yang melakukan fermentasi di antaranya adalah bakteri dan protista yang hidup
di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak mengandung
oksigen.
Beberapa
organisme dapat berespirasi menggunakan oksigen, tetapi dapat juga melakukan
fermentasi. Organisme seperti ini melakukan fermentasi jika lingkungannya
miskin oksigen. Sebagai contoh, sel-sel otot dapat melakukan respirasi anaerob
jika kekurangan oksigen.
Pada
fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan
terbentuk 2 ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara sempurna memecah
glukosa menjadi karbon dioksida dan air, serta ATP yang dihasilkan pun tidak
sebesar ATP yang dihasilkan dari glikolisis. Dari hasil akhirnya, fermentasi
dibedakan menjadi fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.
C. Alat
dan Bahan
·
Alat yang digunakan
pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
1
|
Tabung Reaksi
|
|
2
|
Gelas Kimia
|
|
3
|
Alat Penagas Air
|
|
4
|
Bunsen
|
|
5
|
Pipet Tetes
|
|
6
|
Gelas Ukur
|
|
7
|
Penjepit Tabung
Reaksi
|
|
8
|
Termometer
|
|
9
|
Kertas Label
|
|
10
|
Korek Api
|
|
11
|
Baki
|
|
12
|
Kamera Hp
|
|
·
Bahan yang digunakan
pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
|
Nama
Bahan
|
Gambar
|
1
|
Larutan
Gist/Ragi
|
|
2
|
Larutan
Methylen blue
|
|
3
|
Larutan
Glukosa
|
|
4
|
Aquadest
|
|
5
|
Tisu
|
|
D. Cara
Kerja
1. Memberi
tanda atau label pada masing-masing tabung engan huruf A, B, C dan D
2. 5
cc larutan gist yang telah dibuat kemudian dididihkan dengan bunsen (secara
langsung)
3. Masing-masing
1 cc larutan gist yang telah dipanaskan tersebut dimasukan kedalam tabung A dan
B
4. Kemudian
5 cc larutan gist yang masih dingin diambil lalu dimasukan masing-masing 1 cc
kedalam tabung C dan D
5. 1
cc larutan glukosa 10% dan 1 cc larutan methylen blue ditambahkan kedalam
setiap tabung (tabung A, B, C dan D)
6. Encerkan
semua tabung tersebut dengan aquadest sebanyak 5 cc, kemudian sumbat dengan ibu
jari serta kocok masing-masing tabung tersebut
7. Tabung
B dan D biarkan terbuka sedangkan tabung A dan C ditutup dengan menggunakan
kapas
8. Semua
tabung reaksi tersebut dimasukan ke dalam penagas air dengan suhu 40 C
9. Dilakukan
pengamatan perubahan warna yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit.
E. Hasil
Pengamatan
F. Tabung
|
Warna
|
|||||
Sebelum
|
Sesudah
|
|||||
|
10’
ke-1
|
10’
ke-2
|
10’
ke-3
|
10’
ke-4
|
||
|
A(tutup)
|
Biru
(+++)
|
Biru
(++)
Endapan(++)
|
Biru
(+)
Endapan(++)
|
Biru
(+)
Endapan(++)
|
Biru
(+)
Endapan
(++)
|
B(buka)
|
Biru
(+++)
|
Biru
(++)
Endapan(++)
|
Biru
(+)
Endapan(++)
|
Biru
(+)
Endapan(++)
|
Biru
(+)
Endapan(++)
|
|
|
C(tutup)
|
Biru
(+++)
|
Biru
(+)
Endapan(+++)
Gelembung
(+++)
|
Putih
(-)
Endapan(+++)
Gelembung
(+++)
|
Putih
(-)
Endapan(+++)
Gelembung
(+++)
|
Putih
(-)
Endapan(+++)
Gelembung
(++)
|
D(buka)
|
Biru
(+++)
|
Biru
(+)
Endapan(++)
Gelembung
(+++)
|
Putih
(-)
Endapan(++)
Gelembung
(+++)
|
Putih
(-)
Endapan(++)
Gelembung
(+++)
|
Putih
(-)
Endapan(++)
Gelembung
(++)
|
|
|
Gambar
|
|
|
|
|
TABEL
PENGAMATAN
Keterangan : (-)
= Putih
(+) = Biru Pudar
(++) =
Biru Muda
(+++) =
Biru Normal
(+) =
Endapan Sedikit
(++) =
Endapan Cukup Banyak
(+++) =
Endapan Banyak
(+) = Gelembung Sedikit
(++) = Gelembung Cukup Banyak
(+++) = Gelembung Banyak
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
media yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu species Saccharomyces
cerevisiae yang dikenal sebagai salahsatu ragi fermentasi. fermentasi
merupakan produksi energi di dalam sel berupa respirasi yang terjadi dalam
kondisi anaerob (tanpa melibatkan oksigen) Respirasi aerob terjadi pada system
metabolisme energy manusia, tumbuhan maupun hewan, namun respirasi aerob dapat
juga terhambat karena sesuatu hal, maka dari itu hewan dan tumbuhan
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energy tanpa adanya
oksigen, yang disebut respirasi anaerob.
Saccharomyces cerevisiae dapat berespirasi secara aerobic
jika terdapat oksigen dan dapat berespirasi secara anaerob jika tidak terdapat
oksigen pada glukosa, maltose, dan trehalosa.
Klasifikasi
Saccharomyces
Kingdom : Fungi
Division :
Ascomycota
Kelas :
Saccharomycetes
Ordo :
Saccharomycetales
Genus :
Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces
cerevisiae
Berdasarkan dari hasil
pengamatan yang telah kami lakukan, pada tabung A dan B ( merupakan larutan
ragi dipanaskan) dengan penambahan 1 mL glukosa 10 %, 1 mL methylene blue, dan 5 mL aquadest kemudian
kocok hingga homogen ssetelah itu dipanaskan pada suhu ± 40°C tunggu hingga terjadi perubahan warna ± selang waktu 10 menit. pada tabung A dan
ditutup bagian lubang tabungnya oleh kapas sehingga menyebabkan terjadi reaksi pada Saccharomyces
cerevisiae. Dalam reaksi ini dihasilkan perubahan warna pada menit ke-20
dan berakhir di menit ke-20 sampai 40 dengan warna biru yang cukup pudar.
Selain itu, dihasilkan etanol yang dibuktikan dengan bau menyengat setelah
kapas tersebut dibuka dan dihasilkan pula gas CO2 yang dibuktikan dengan
muculnya gelembung-gelembung pada tabung walau dalam jumlah yang sangat
sedikit. Namun pada menit 30 tidak terjadi reaksi apapun ini berarti ragi Saccharomyces
cerevisiae kemungkinan sudah tidak beraktivitas atau mati otomatis kerjanya
tidak maksimal pada keadaan tersebut.
Sedangkan pada tabung B
(larutan ragi dipanaskan) bagian lubangnya dibiarkan terbuka sehingga oksigen
dapat masuk ke dalam tabung. Pada keadaan ini Saccharomyces cerevisiae
melakukan respirasi aerob yaitu reaksi enzimatik yang mengubah glukosa secara
sempurna menjadi CO2, H2O, dan energi. Dalam reaksi ini dihasilkan perubahan
warna pada menit ke 10 dan berakhir di menit ke-20 sampai 40 dengan warna biru
yang lebih pudar sehingga tabung B ini dapat dikatakan memiliki kecepatan
perubahan warna yang lebih cepat dibandingkan pada tabung A, pada tabung ini
juga dihasilkan endapan dalam jumlah yang cukup banyak, namun endapannya masih
berwarna biru artinya aktivitas Saccharomyces cerevisiae tidak berlangsung secara maksimum.
Pada tabung A dan B
mengandung larutan ragi yang sebelumnya telah dipanaskan sampai titik didihnya
sehingga membuat hasilnya tidak sempurna karena sebagian besar larutan ragi
akan rusak ketika berada pada suhu yang tinggi. Tabung B melakukan respirasi
secara aerob dan dihasilkan perubahan warna biru yang lebih pudar dibandingkan
warna biru pada tabung A karena
respirasi aerob pada tabung B akan membuat enzim bereaksi mengubah glukosa
secara sempurna. Tetapi karena sebagian besar larutan ragi telah rusak
diakibatkan pemanasan sampai titik didih maka enzim pada tabung B tidak dapat
mengubah glukosa secara sempurna.Walaupun demikian, kedua tabung tersebut masih
memiliki potensi untuk berespirasi baik secara aerob maupun anaerob.
Sedangkan pada tabung C dan D dimasukan larutan ragi yang
tidak dipanaskan kemudian ditambahkan dengan 1 mL larutan gula dan 1 mL
methylene blue, kemudian ditambahkan 5 mL aquades. Ada dua perlakuan pada kedua
tabung tersebut.Tabung C ditutupi dengan kapas bertujuan supaya tidak ada udara
yang masuk, sedangkan tabung D tidak ditutupi apapun.
Kedua tabung tersebut dimasukan kedalam gelas kimia yang
memiliki suhu ±
40o C, kemudian diamati
perubahan warnanya.
Setelah 10 menit beralu pada tabung C dan tabung D terjadi
perubahan warna menjadi biru pudar dan terus memudar pada menit ke-20 sampai
terjadi perubahan warna menjadi bening pada menit ke-10. Tabung C memiliki
warna yang lebih bening dari tabung D, dan memiliki kecepatan perubahan warna
yang lebih cepat.
Selama pengamatan pada tabung C dan tabung D terjadi
respirasi yang sangat baik yang dibuktikan dengan perubahan warna menjadi
bening yang menandakan banyaknya gas CO2 yang dihasikan dari
respirasi tersebut dengan ditandai adanya gelembung.
Respirasi yang terjadi menghasilkan Energi yang dibuktikan
dengan kenaikan suhu pada tabung yang menyebabkan munculnya gelembung-gelembung
gas (CO2) yang berlangsung cukup cepat. Pada tabung C dan D
menandakan bahwa aktivitas Saccharomyces
cerevisiae berlangsung dengan optimum karna
menghasilkan titik akromatis pada menit ke 10 hingga ke 40, endapan yang
dihasilkanpun berwarna putih artinya Saccharomyces cerevisiae
benar-benar mengalami reaksi kimia dengan optimum dalam kondisi tersebut.
Reaksi
yang terjadi pada tabung C
C6H12O6à
2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP
Dari
reaksi diatas dapat dilihat bahwa hasil dari pemecahan senyawa glukosa
tanpa ada udara (O2)
yang terjadi pada tabung C yaitu etanol, CO2, dan ATP, maka pada tabung C
disebut respirasi anaerob
Reaksi yang terjadi pada tabung D
C6H12O6+ 6O2à + 6CO2 + 6H2O +675 Kal
Dari
reaksi diatas dapat dilihat bahwa hasil dari pemecahan senyawa
glukosadenganbantuan udara (O2)
yang terjadi pada tabung D yaitu CO2, H2O, dan
Energi, maka pada tabung D disebut respirasi aerob. Dapat dikatakan
bahwa ragi melakukan respirasi secara anaerob. Pada tabung D respirasi pun
tetap terjadi walaupun dengan bantuan O2, tetapi memerlukan waktu
yang lebih lama.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.
o
Respirasi sel merupakan proses pemecahan glukosa menjadi ATP
yang terjadi di mitokondria.Proses respirasi sel ada 2 macam, respirasi aerob
dan respirasi anaerob.
o
Respirasi anaerob merupakan pemecahan glukosa tanpa adanya
udara yang akan menghasikan etanol, CO2, dan energy.
o
Respirasi yang terjadi pada ragi merupakan respirasi
anaerob, tetapi karena ragi juga dapat melakukan respirasi dengan bantuan udara
maka respirasi pada ragi disbut respirasi anaerob vakultatif, walaupun pada
praktikum yang kami lakukan dapat terlihat jelas bahwa ragi dapat melakukan respirasi
dengan sangat baik apabila tidak ada udara (anaerob).
o
Proses oksidasi dalam masa respirasi yaitu reaksi
karbohidrat menjadi CO2. Karbohidrat seperti glukosa dapat diuraikan
oleh enzim menjadi CO2 dan etanol dalam keadaan anaerob.
H. Pertanyaan
1. Apa yang di maksud dengan respirasi sel ?
Jawab
:
Respirasi sel adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah
senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi.
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa
organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktifitas sel dan
kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi.selain itu
respirasi juga menghasilkan senyawa antara yang berguna sebagai bahan sitesis
berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO2 yang berperan sebagai
keseimbangan karbon.
2. Apa yang di maksud dengan oksidasi ?
Jawab :
Reaksi
Oksidasi dapat didefinisikan sebagai peristiwa kehilangan elektron atau
kehilangan hydrogen, sehingga disebut juga reaksi dehidrogenasi. Bila suatu
senyawa dioksidasi maka harus ada senyawa lain yang direduksi, yaitu akan
memperoleh elektron atau memperoleh hydrogen. (Sri Widya : 2000).
3. Apa sebabnya terjadi perbedaan kecepatan
perubahan warna antara tabung A,B dengan tabung C dan D ?
Jawab :
Penyebab terjadinya perbedaan kecepatan perubahan warna pada keempat tabung
terjadi karena jumlah bakteri Saccaromyces
sp (Ragi) yang melakukan proses respirasinya berbeda setiap tabung, kami
memasukan Saccaromyces sp (Ragi) ke
setiap tabung dengan pipet tetes sehingga setiap tetesnya memiliki jumlah
bakteri yang berbeda beda, perbedaan tersebut dapat mempengaruhi kecepatan
proses perubahan warna setiap tabungnya
Serta adanya perbedaan kecepatan dikarenakan perbedaan perlakuan
pada masing-masing tabung, yaitu pada tabung A dan B larutan ragi di panaskan terlebih dahulu
sedangkan tabung C dan D tidak di panaskan. Pada tabung yang di panaskan memungkinkan bakteri Saccaromyces sp mati dan tidak terjadi
proses respirasi, hal ini menyebabkan tabung A dan B mengalami perlambatan
dalam perubahan warna. Sedangkan pada tabung C dan D tidak dipanaskan sehingga
warnanya cepat berubah karena organisme-organisme masih hidup dan melakukan
respirasi akibatnya larutan didalam tabung menjadi berwarna lebih jernih
dibandingkan warna awal.
Adanya perbedaan perlakuan pada tabung A dan C di tutup dengan
kapas dan tabung B dan D di biarkan terbuka, hal ini yang menyebabkan tabung
yang ditutup dengan kapas memungkinkan tidak ada oksigen yang masuk.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan perubahan warna yaitu jumlah
organisme tiap tabung, perbedaan perlakuan pada tiap tabung seperti di
lakukannya pemanasan serta adanya oksigen atau tidaknya.
LAMPIRAN
Perubahan
warna endapan dan gelembung sebelum dipanaskan
Perubahan warna, endapan dan gelembung pada
10 menit ke -1
Perubahan warna, endapan, dan gelembung pada 10 menit ke-2
Perubahan warna, endapan, dan gelembung pada 10 menit ke - 3
Perubahan warna, endapan, dan gelembung pada 10 menit ke - 4
Hasil Akhir
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim,
wildan.Biologi modern. Tasito Bandung (2012)
(“PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI (
Fermentasi Ragi ),” n.d.)
https://www.coursehero.com/file/p5vker2s/Klasifikasi-Saccharomyces-cerevisiae-adalah-sebagai-berikut-Kingdom-Fungi/.
Diakses tanggal 14 November 2018
www.sridianti.com/perbedaan-bakteri-anaerob-dan-aerob-dalam-penggunan-oksigen.html.
Diakses tanggal 17 November 2018