Senin, 14 Januari 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KONSUMSI OKSIGEN PADA HEWAN


LAPORAN PRAKTIKUM
KONSUMSI OKSIGEN PADA HEWAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mata Kuliah “Fisiologi Hewan” yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.


Kelompok: 1 (Satu)
Novi Nurul Awaliyah    (16543012)
Euis Hanunah               (16543022)
Mahisa Rani                 (16543025)
Wawan Kurniawan      (16543026)
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2019


PRAKTIKUM
VI
Hari / Tanggal : Senin, 07 Januari 2019
A.     Judul Praktikum
Konsumsi Oksigen Pada Hewan
B.      Tujuan Praktikum
1.      Untuk mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi
3.      Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan metabolismenya
C.      Landasan Teori
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi.
Pengertian respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida  (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru
Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Adapun fungsi sistem respirasi ialah sebagai berikut:

1.      Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2.      Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar paru-paru.
3.      Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari patogen.
4.      Sumber produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya
5.      Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya resetor olfactory di superior portion pada rongga hidung.
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikeluarkan melalui proses pernafasan. Karena hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak.
Alat pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan oksigen dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen masuk secara difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam darah, oksigen di ikat oleh pigmen-pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah (eritrosit).
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi oleh tubuh per satuan waktu. Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstrasi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur. Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata. Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal yaitu adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar dari pada tekanan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar dibanding yang ada di udara.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Respirasi
1.      Usia : Semakin tua usia, semakin sedikit rspirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh penurunan regenerasi sel sehingga respirasi yang dibutuhkan pun sedikit
2.      Berat Badan: Organisme yang berat badannya lebih berat, lebih banyak respirasi yang dibutuhkan karena jumlah sel yang dimiliki lebih banyak dibanding organisme yang lebih ringan berat tubuhnya.
3.      Jenis Kelamin: Betina lebih banyak melakukan respirasi karena betina memiliki sistem hormonal yang lebih kompleks dibanding jantan.
4.      Suhu: Semakin tinggi suhunya, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan karena H2O yang dihasilkan oleh respirasi berguna untuk menyesuaikan tubuh dengan menurunkan suhu.
5.      Aktivitas: Semakin banyak aktivitas, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan akibat banyaknya energi yang dibutuhkan.
6.      Emosi: Semakin tinggi emosi, semakin banyak respirasi yang dilakukan karena adanya hormon-hormon tertentu yang memengaruhi metabolisme sehingga respirasi lebih cepat.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi Pada Serangga
1.      Berat tubuh. Semakin berat tubuh suatu organisme, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
2.      Ukuran tubuh, Semakin besar ukuran tubuh, semakin banyak keperluan oksigennya.
3.      Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen
4.      Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernapasannya semakin cepat




D.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
Nama Alat
Gambar
1
Respirometer Sederhana
2
Neraca Analitik
3
Pipet Tetes
4
Spatula
5
Tisu
6
Baki
7
Kamera Hp

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
Nama Bahan
1
Hewan Percobaan (Jangkrik)
2
Larutan Methylen blue
3
Kristal KOH
4
Vaselin

E.      Cara Kerja
  1. Menimbang hewan (jangkrik) sebagai samppel percobaan
  2. Memasukan kristak KOH ke dalam abung respirometer sederhana, pastikan Kristal KOH terbungkus.
  3. Menutup tabung respirometer dan olesi dengan vaselin untuk menutup kemungkinan oksigen dari luar tidak masuk
  4. Meneteskan eosin sebagai indikator adanya oksigen yang dihabiskan
  5. Menghitung konsumsi okssigen yang dilakukan oleh hewan

F. Hasil Pengamatan
           
            Data pengamatan
1.      Dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran beda
Jangkrik 1
Berat badan : 0,35 g
Jenis kelamin : Betina
5 Menit ke
Konsumsi O2
1
1,67 ml
2
1 ml
3
0,20 ml
Rata-rata
0,96 ml

Jangkrik 2
Berat badan : 0,25 g
Jenis kelamin : Betina
5 Menit ke
Konsumsi O2
1
0,47 ml
2
0,30 ml
3
0,12 ml
Rata-rata
0,30 ml
                      

2.      Dua Jangkrik berkelamin berbeda dan berukuran sama

 Jangkrik 1
Berat badan : 0,4 g
Jenis kelamin : Betina
5 Menit ke
Konsumsi O2
1
0,27 ml
2
0,22 ml
3
0,10 ml
Rata-rata
0,20 ml

Jangkrik 2
Berat badan : 0,4 g
Jenis kelamin : Jantan
5 Menit ke
Konsumsi O2
1
0,30 ml
2
0,18 ml
3
0,18 ml
Rata-rata
0,22 ml
                      

3.      Dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran sama namun beda perlakuan
Jangkrik 1 (tidak aktivitas selama 3 menit )
Berat badan : 0,6 g
Jenis kelamin : Betina
5 Menit ke
Konsumsi O2
1
0,60 ml
2
0,32 ml
3
0,4 ml
Rata-rata
0,44 ml

Jangkrik 2 ( diberikan aktivitas)
Berat badan : 0,6 g
Jenis kelamin : Betina
5 Menit ke
Konsumsi O2
1
0,40 ml
2
0,30 ml
3
1 ml
Rata-rata
0,56











G. Pembahasan
            Pada praktikum ini, kami akan melakukan percobaan untuk mengetahui konsumsi oksigen pada hewan, terdapat tiga perlakuan yang digunakan pada  objek penelitian kali ini yaitu sebagai pada:
a.      Dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran beda
Sampel ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan konsumsi antara hewan yang berbobot berat dengan hewan yang berbobot lebih ringan
b.      Dua Jangkrik berkelamin berbeda dan berukuran sama
Sampel ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan konsumsi oksigen antara hewan yang berjenis kelamin berbeda (antara jantan dan betina)
c.       Dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran sama namun diberikan perlakuan yang berbeda
Sampel ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan konsumsi oksigen antara hewan yang diberi aktivitas terlebih dahulu dengan hewan yang tidak diberi aktivitas
Hewan (jangkrik) tersebut kemudian dimasukan kedalam tabung respirometer sederhana, kemudian dimasukan KOH kurang lebih sebanyak 1 gr yang berfungsi untuk mengikat CO2, namun KOH ini harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas atau tisue yang telah disediakan. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan hewan dengan zat kimia karena serangga akan mati jika besentuhan langsung dengan KOH. Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi larutan eosin sebagai indikator jumlah konsumsi oksigen (O2) yang digunakan oleh jangkrik sebagai sampel hewan pada peraktikum ini, saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk kearah dalam respirometer sederhana. Respirometer sederhan ini memiliki sekala maksimum sebesar  1 ml (satu mili).
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dapat dilihat perbedaan konsumsi oksigen pada setiap organisme ialag sebagai berikut:
1.      Dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran beda
Pada jangkrik dengan berat badan 0,35 gram  mengkonsumsi oksigen selama 15 menit  sabanyak 0,96 ml sedangkan pada jangkrik yang berat badannya 0,25 gram mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,30 ml ml.  maka konsumsi oksigen lebih banyak dilakukan oleh jangkrik yang berukuran ebih besar karena berat badan suatu organisme akan mempengaruhi laju respirasi, sehingga semakin berat suatu organisme maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dalam proses metabolism tubuhnya maka semakin cepat pula proses respirasi.
2.      Sedangakan pada dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran sama  namun diberi perlakuanyang berbeda
pada jangkrik yang diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,56 ml sedangkan pada jangkrik yang tidak diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,44 ml. terlihat konsumsi oksigen pada organisme yang diberi aktivitas terlebih dahulu lebih besar dari pada yang tidak diberi aktivitas .Hal ini dikarenakan aktivitas dapat mempengaruhi laju respirasi. Mahluk hidup melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya maka, semakin banyak membutuhkan energi sehingga pernafaasannya akan semakin cepat dan konsumsi oksigen semakin banyak.
3.      Pada dua Jangkrik berkelamin berbeda dan berukuran sama
Jangrik betina mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,20 ml sedangkan pada jangkrik jantan mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,22 ml. diketehui bahwa pada jangkrik jantan lebih banyak menkonsumsi oksigen, karena pada jantan memiliki aktivitas yang lebih banyak dibandingkan pada betina, sehingga pada jantan akan lebih banyak menkonsumsi oksigen atau laju respirasinya akan lebih cepat.

H. Kesimpulan
                Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
Jumlah oksigen yang dikonsumsi hewan ialah
Pada jangkrik dengan berat badan 0,35 gram  mengkonsumsi oksigen selama 15 menit  sabanyak 0,96 ml sedangkan pada jangkrik yang berat badannya 0,25 gram mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,30 ml ml. Pada jangkrik yang diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,56 ml sedangkan pada jangkrik yang tidak diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,44 ml. Jangrik betina mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,20 ml sedangkan pada jangkrik jantan mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,22 ml. Adpun faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi pada hewan ialah
1.      Berat tubuh. Semakin berat tubuh suatu organisme, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya dan semakin cepat proses metabolism tubuh.
2.      Ukuran tubuh, Semakin besar ukuran tubuh, semakin banyak keperluan oksigennya karna semakin cepat proses metabolism tubuh.
3.      Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen
4.      Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernapasannya semakin cepat dan semakin cepat proses metabolisme

DAFTAR PUSTAKA

Modulpraktikumfisiologihewan.ipi.2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar