LAPORAN
PRAKTIKUM
KONSUMSI
OKSIGEN PADA HEWAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mata Kuliah
“Fisiologi Hewan” yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Kelompok:
1 (Satu)
Novi Nurul Awaliyah (16543012)
Euis Hanunah (16543022)
Mahisa Rani (16543025)
Wawan Kurniawan (16543026)
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2019
PRAKTIKUM
VI
Hari / Tanggal : Senin, 07 Januari 2019
A. Judul Praktikum
Konsumsi
Oksigen Pada Hewan
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk
mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi
3. Untuk
mengetahui hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan
metabolismenya
C. Landasan Teori
Bernafas
merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan
sering di sama artikan dengan istilah respirasi, walau sebenarnya kedua istilah
tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan
menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke
dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar.
Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi)
senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi.
Pengertian
respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO2)
yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui
paru-paru
Pernafasan
atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2)
kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida
(CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi berperan
untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru.
Respirasi
dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Adapun fungsi sistem respirasi ialah sebagai berikut:
1. Menyediakan
permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2. Sebagai
jalur untuk keluar masuknya udara dari luar paru-paru.
3. Melindungi
permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan
lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan
jaringan lain dari patogen.
4. Sumber
produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi
lainnya
5. Memfasilitasi
deteksi stimulus olfactory dengan adanya resetor olfactory di superior portion
pada rongga hidung.
Respirasi
bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut
saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar
(oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh
energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikeluarkan
melalui proses pernafasan. Karena hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak
memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan
cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah
respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak.
Alat
pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat pengangkutan
udara. Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan oksigen
dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah,
oksigen masuk secara difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh
darah. Di dalam darah, oksigen di ikat oleh pigmen-pigmen darah, yaitu
hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung
di dalam sel darah merah (eritrosit).
Laju
metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi oleh tubuh per satuan
waktu. Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi
merupakan proses ekstrasi energi dari molekul makanan yang bergantung pada
adanya oksigen. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi
dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP.
Serangga
mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan
mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi
saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu,
pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem
transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang
kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara
masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga
bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya
pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur. Corong hawa
(trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris
yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.
Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat. Oksigen dari
luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh
trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh
bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh
sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan
sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada
sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata. Sistem pernafasan pada
serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung
trakhea dan trakheola. Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah
tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan
satu proses tunggal yaitu adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2
dengan demikian harus lebih besar dari pada tekanan udara dalam jaringan,
sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar dibanding yang ada di
udara.
Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Respirasi
1.
Usia : Semakin tua usia, semakin
sedikit rspirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh penurunan regenerasi
sel sehingga respirasi yang dibutuhkan pun sedikit
2.
Berat Badan: Organisme yang
berat badannya lebih berat, lebih banyak respirasi yang dibutuhkan karena
jumlah sel yang dimiliki lebih banyak dibanding organisme yang lebih ringan
berat tubuhnya.
3.
Jenis Kelamin: Betina lebih
banyak melakukan respirasi karena betina memiliki sistem hormonal yang lebih
kompleks dibanding jantan.
4.
Suhu: Semakin tinggi suhunya,
semakin banyak respirasi yang dibutuhkan karena H2O yang dihasilkan oleh
respirasi berguna untuk menyesuaikan tubuh dengan menurunkan suhu.
5.
Aktivitas: Semakin banyak
aktivitas, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan akibat
banyaknya energi yang dibutuhkan.
6.
Emosi: Semakin tinggi emosi,
semakin banyak respirasi yang dilakukan karena adanya hormon-hormon tertentu
yang memengaruhi metabolisme sehingga respirasi lebih cepat.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Respirasi Pada Serangga
1.
Berat tubuh. Semakin berat tubuh
suatu organisme, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat
proses respirasinya.
2.
Ukuran tubuh, Semakin besar
ukuran tubuh, semakin banyak keperluan oksigennya.
3.
Kadar O2, Bila kadar oksigen
rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk
meningkatkan pengambilan oksigen
4.
Aktivitas, Makhluk hidup yang
melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya,
semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernapasannya semakin cepat
D. Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
1
|
Respirometer Sederhana
|
|
2
|
Neraca Analitik
|
|
3
|
Pipet Tetes
|
|
4
|
Spatula
|
|
5
|
Tisu
|
|
6
|
Baki
|
|
7
|
Kamera Hp
|
|
Bahan
yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
|
Nama Bahan
|
1
|
Hewan Percobaan (Jangkrik)
|
2
|
Larutan Methylen blue
|
3
|
Kristal KOH
|
4
|
Vaselin
|
E. Cara Kerja
- Menimbang hewan (jangkrik) sebagai samppel percobaan
- Memasukan kristak KOH ke dalam abung respirometer sederhana, pastikan Kristal KOH terbungkus.
- Menutup tabung respirometer dan olesi dengan vaselin untuk menutup kemungkinan oksigen dari luar tidak masuk
- Meneteskan eosin sebagai indikator adanya oksigen yang dihabiskan
- Menghitung konsumsi okssigen yang dilakukan oleh hewan
F. Hasil Pengamatan
Data pengamatan
1. Dua
Jangkrik berkelamin sama dan berukuran beda
Jangkrik 1
|
|
Berat badan : 0,35 g
|
|
Jenis kelamin : Betina
|
|
5 Menit ke
|
Konsumsi O2
|
1
|
1,67 ml
|
2
|
1 ml
|
3
|
0,20 ml
|
Rata-rata
|
0,96 ml
|
Jangkrik 2
|
|
Berat badan : 0,25 g
|
|
Jenis kelamin : Betina
|
|
5 Menit ke
|
Konsumsi O2
|
1
|
0,47 ml
|
2
|
0,30 ml
|
3
|
0,12 ml
|
Rata-rata
|
0,30 ml
|
2. Dua
Jangkrik berkelamin berbeda dan berukuran sama
Jangkrik 1
|
|
Berat badan : 0,4 g
|
|
Jenis kelamin : Betina
|
|
5 Menit ke
|
Konsumsi O2
|
1
|
0,27 ml
|
2
|
0,22 ml
|
3
|
0,10 ml
|
Rata-rata
|
0,20 ml
|
Jangkrik 2
|
|
Berat badan : 0,4 g
|
|
Jenis kelamin : Jantan
|
|
5 Menit ke
|
Konsumsi O2
|
1
|
0,30 ml
|
2
|
0,18 ml
|
3
|
0,18 ml
|
Rata-rata
|
0,22 ml
|
3. Dua
Jangkrik berkelamin sama dan berukuran sama namun beda perlakuan
Jangkrik 1 (tidak aktivitas selama 3
menit )
|
|
Berat badan : 0,6 g
|
|
Jenis kelamin : Betina
|
|
5 Menit ke
|
Konsumsi O2
|
1
|
0,60 ml
|
2
|
0,32 ml
|
3
|
0,4 ml
|
Rata-rata
|
0,44 ml
|
Jangkrik 2 ( diberikan aktivitas)
|
|
Berat badan : 0,6 g
|
|
Jenis kelamin : Betina
|
|
5 Menit ke
|
Konsumsi O2
|
1
|
0,40 ml
|
2
|
0,30 ml
|
3
|
1 ml
|
Rata-rata
|
0,56
|
G. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami akan
melakukan percobaan untuk mengetahui konsumsi oksigen pada hewan, terdapat tiga
perlakuan yang digunakan pada objek
penelitian kali ini yaitu sebagai pada:
a. Dua
Jangkrik berkelamin sama dan berukuran beda
Sampel ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan
konsumsi antara hewan yang berbobot berat dengan hewan yang berbobot lebih
ringan
b. Dua
Jangkrik berkelamin berbeda dan berukuran sama
Sampel ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan
konsumsi oksigen antara hewan yang berjenis kelamin berbeda (antara jantan dan
betina)
c. Dua
Jangkrik berkelamin sama dan berukuran sama namun diberikan perlakuan yang
berbeda
Sampel ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan
konsumsi oksigen antara hewan yang diberi aktivitas terlebih dahulu dengan
hewan yang tidak diberi aktivitas
Hewan
(jangkrik) tersebut kemudian dimasukan kedalam tabung respirometer sederhana,
kemudian dimasukan KOH kurang lebih sebanyak 1 gr yang berfungsi untuk mengikat
CO2, namun KOH ini harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas
atau tisue yang telah disediakan. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan hewan
dengan zat kimia karena serangga akan mati jika besentuhan langsung dengan KOH.
Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi larutan eosin sebagai indikator jumlah
konsumsi oksigen (O2) yang digunakan oleh jangkrik sebagai sampel
hewan pada peraktikum ini, saat jangkrik menghirup
oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin
bergerak masuk kearah dalam respirometer sederhana. Respirometer sederhan ini
memiliki sekala maksimum sebesar 1 ml
(satu mili).
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dapat dilihat perbedaan
konsumsi oksigen pada setiap organisme ialag sebagai berikut:
1. Dua
Jangkrik berkelamin sama dan berukuran beda
Pada
jangkrik dengan berat badan 0,35 gram
mengkonsumsi oksigen selama 15 menit
sabanyak 0,96 ml sedangkan pada jangkrik yang berat badannya 0,25 gram
mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,30 ml ml.
maka konsumsi oksigen lebih banyak dilakukan oleh jangkrik yang
berukuran ebih besar karena berat badan suatu organisme akan mempengaruhi laju
respirasi, sehingga semakin berat suatu organisme maka semakin banyak oksigen
yang dibutuhkan dalam proses metabolism tubuhnya maka semakin cepat pula proses
respirasi.
2. Sedangakan
pada dua Jangkrik berkelamin sama dan berukuran sama namun diberi perlakuanyang berbeda
pada
jangkrik yang diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,56 ml sedangkan
pada jangkrik yang tidak diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,44
ml. terlihat konsumsi oksigen pada organisme yang diberi aktivitas terlebih
dahulu lebih besar dari pada yang tidak diberi aktivitas .Hal ini dikarenakan
aktivitas dapat mempengaruhi laju respirasi. Mahluk hidup melakukan aktivitas
memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya maka, semakin banyak
membutuhkan energi sehingga pernafaasannya akan semakin cepat dan konsumsi
oksigen semakin banyak.
3. Pada
dua Jangkrik berkelamin berbeda dan berukuran sama
Jangrik
betina mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,20 ml sedangkan pada jangkrik jantan
mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,22 ml. diketehui bahwa pada jangkrik jantan
lebih banyak menkonsumsi oksigen, karena pada jantan memiliki aktivitas yang
lebih banyak dibandingkan pada betina, sehingga pada jantan akan lebih banyak
menkonsumsi oksigen atau laju respirasinya akan lebih cepat.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
Jumlah oksigen yang dikonsumsi
hewan ialah
Pada jangkrik dengan berat badan
0,35 gram mengkonsumsi oksigen selama 15
menit sabanyak 0,96 ml sedangkan pada
jangkrik yang berat badannya 0,25 gram mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,30 ml
ml. Pada jangkrik yang diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,56
ml sedangkan pada jangkrik yang tidak diberikan aktivitas mengkonsumsi oksigen
sebanyak 0,44 ml. Jangrik betina mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,20 ml
sedangkan pada jangkrik jantan mengkonsumsi oksigen sebanyak 0,22 ml. Adpun faktor-faktor
yang mempengaruhi proses respirasi pada hewan ialah
1.
Berat tubuh. Semakin berat tubuh
suatu organisme, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat
proses respirasinya dan semakin cepat proses metabolism tubuh.
2.
Ukuran tubuh, Semakin besar
ukuran tubuh, semakin banyak keperluan oksigennya karna semakin cepat proses
metabolism tubuh.
3.
Kadar O2, Bila kadar oksigen
rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk
meningkatkan pengambilan oksigen
4.
Aktivitas, Makhluk hidup yang
melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya,
semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernapasannya semakin cepat dan
semakin cepat proses metabolisme
DAFTAR PUSTAKA
Modulpraktikumfisiologihewan.ipi.2018
https://josuasilitonga.wordpress.com/2010/10/07/enzim/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3158864390.
Diakses pada tanggal 4 Januari 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar