Senin, 14 Januari 2019

LAPORAN PRAKTIKUM “EKSKRESI (PEMERIKSAAN URINE)”

LAPORAN PRAKTIKUM
“EKSKRESI (PEMERIKSAAN URINE)
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah “Fisiologi Hewan” yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

Kelompok: 1 (Satu)
Wawan Kurniawan      (16543026)
Novi Nurul Awaliyah (16543012)
Euis Hanunah              (16543022)
Mahisa Rani                (16543025)

Logo IPI Baru

LABORATORIUM BIOLOGI                                                                     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI                                           FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS                                              INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA                                                           GARUT
Menjelaskan reaksi yang terjadi
 
                                                                                                                        2019
PRAKTIKUM VII

Hari / Tanggal : Senin, 07 Januari 2019
A.    Judul Prakikum
Ekskresi (Pemeriksaan Urine)
B.     Tujuan Praktikum
·         Glukosa dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya glukosa dalam urine
·         Albumin dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya albumin dalam urine (Haller‘S Nitric Asid Test)
·         Chlorida dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya  chlorida dalam urine
·         Ammonia dalam urine yaitu agar dapat mengenal bau ammonia dan hasil penguraian urea dalam urine
C.    Landasan Teori
Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kantung kemih, dengan menghasilkan urin yang  merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa proses yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus, absorpsi kembali secara selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino oleh tubulus, dan sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah kedalam lumen tubulus dalam bentuk urin. Proses sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic, dan ion hydrogen yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat-zat yang mungkin terjadi.
Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urine. Jumlah Urine yang dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung darijumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kekuningan dan sedikit berbau. Nantinya didalam laporan ini akan dijelaskan apa saja yang terkandung didalam urine manusia. 
Sistem urinaria merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). 
1.      Sistem urinaria
Sistem urinaria terdiri dari:
1)      dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
2)      dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
3)      satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan 4) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
a.       Ginjal (Ren)
Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis (kekonstanan lingkungan internal). Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
1)       Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingin kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. Glomelurus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal. 
2)       Tubulus Kontortus Proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangant berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus dan memperluas area permukaan lumen. 
3)       Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk ke dalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle. 
4)       Tubulus Kontostus Distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron. 
5)       Tubulus dan Duktus Pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul bersedenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
b.      Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sempai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25 cm – 30 cm dan berdiameter 4 mm - 6 mm. saluran ini menyempit di tiga  tempat : di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung kemih.
Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini, mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan : lapisan terluar adalah lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal kea rah dalam dan otot polos sirkular kea rah luar, dan lapisan terdalam adalah epitelum mukosa yang mengsekresi lapisan mucus pelindung. Lapisan ottot memiliki aktifitas peristaltic intristik. Gelombang peristaltis mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
c.       Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dalam lipatan-lipatan peritoneum dan kondensasi fasia.
2.      Tahap Pembentukan Urine
a.       Filtrasi ( penyaringan): Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang berlangsung di dalam badan Malpighi yaitu dari glomerulus ke kapsula bowman, filtrate hasil filtrasi disebut urine primer, dalam urine primer masih terdapat zat yang berguna yaitu : air, glukosa, dan garam mineral seperti ion natrium (Na+) dan ion kalsium ( ca 2+ )
  1. Reabsorpsi ( penyerapan kembali ): Reabsorpsi merupakan proses penyerapan  kembali zat dalam urine primer yang masih berguna, filtrate hasil reabsorpsi disebut urine sekunder , ada dua macam reabsorpsi yaitu reabsorpsi obligat dan fakultatif, reabsorpsi obligat berlangsung di dalam tubulus kontortus proksimal  hingga tubulus kontortus distal. Reabsorpsi obligat selalu berlangsung pada setiap keadaan dengan volume urine yang sama. Reabsorpsi fakultatif berlangsung di tubulus distal dan tubulus kolektivus, pada kondisi tertentu, reabsorpsi fakultatif dibantu oleh hormone, missal reabsorbsi air dibantu oleh hormone antideuritika (ADH), dan reabsorbsi kalsium dibantu oleh hormone paratiroid  (PTH ). Hasil reabsorpsi ini  berupa urine sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi member warna dan bau pada urine
  2. Augmentasi (pengeluaran zat yang tidak berguna): Augmentasi merupakan proses pengeluaran zat yang tidak berguna atau berlebih ke dalam urine. misalnya sekresi ion hydrogen ( H+) Dan ion kalium. Augmentasi berlangsung di dalam tubulus distal. Filtrate  hasil augmentasi merupakan urine sesungguhnya, urine sesungguhnya masih dapat direabsorpsi bahkan sampai berada di dalam tubulus pengumpul ( kolektivus ).
Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi urine, yaitu :
1)      Hormone antideuritik ( ADH )
2)      Hormon insulin
3)      Jumlah air yang diminum
4)      Factor cuaca
Di dalam urine  terkandung bermacam – macam  zat, antara lain :
1)      Zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak
2)      Zat warna empedu yang memberikan  warna kuning pada  urine
3)      Garam, terutama garam dapur
4)      Zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vit C, dan obat – obatan, juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh, misalnya hormone.








D.    Alat dan Bahan
·         Alat yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
Nama Alat
Gambar
1
Tabung Reaksi
IMG-20181031-WA0013
2
Bunsen
gb3
3
Pipet Tetes
IMG-20181031-WA0008
4
Gelas Ukur
https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-1/2016/12/24/445722/445722_a24cca69-1532-4dc6-974f-77c95031d750.jpg
5
Penjepit Tabung Reaksi
IMG-20181031-WA0010
6
Kertas Label
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSZXwKlzvMUvr1-3xYo3BRh9IYP2Q_1SWu2iYXWOP88NwZc8Rm6ovqpqvozJ5m9U61ZukGfdS1dUbhGqhyphenhyphenLzgzlOWeTUwAqMJxDglLdkiw81rAV7usKrmzKmMGSnoACdqcCNADlvLIHkg/s1600/IMG287.jpg
7
Tisu

tisu
8
Korek Api

http://bangjo.co/wp-content/uploads/2016/01/korek-api-gas.jpg
9
Baki

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2KdQiJYRrhSdtACU5KZtzIGXtKbM3lmFYhi2GdPVf0fqGxYdvFl97XHz5wz7MtlJbfM4_mEJqMnpWAFzKA_Z4VjC2JcrHi6ALeKkwkcjIpKELciRMMPFOSl_acknG_2FXuEChh9ezpb4/s1600/Baki.jpg
10
Kamera Hp

https://www.soccers.id/wp-content/uploads/2018/02/8-Cara-Mengatasi-Kamera-Gagal-Di-Hp-Samsung-Android-Mudah-Dan-Sederhana-978-Kata.jpg


Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut :
No
Nama Bahan
Gambar
1
Sample Urine
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL3T5UidI9MPSHW8mUvemJNxtR3hiOOi053Smd8BL0_10GGtySTgDHtPubEskUbFxQJzq-S_xxSwD4pRO6-QgmHhyphenhyphenU9NHIjYRQam5XHZWGYyJUtN_zYVlRzroYdXxxVChyphenhyphentj9PvFXoTShI/s200/20170116_123336.jpg
2
Larutan Benedict’s
3
Asam Nitrit Pekat
4
NaOH 10%

E.     Cara Kerja
1.      Glukosa dalam urine
·         Mendidihkan 5 ml larutan Benedict’s dalam tabung reaksi
·         Menambahkan 8tetes urine ke dalam larutan tadi dan dipanaskan lagi selama 1-2 menit kemudian biarkan larutan tersebut sampai dingin
·         Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila : hijau : kadar glukosa 1%, merah: kadar glukosa 1,5%, orange : kadar glukosa 2%, kuning : kadar glukosa 5%
2.      Albumin dalam urine
·         Memasukan 5 ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi
·         Memiringkan tabung reaksi kemudian menetesi urine dengan mempergunakan pipet secara perlahan-lahan sehingga secara perlahan-lahan urine turun melalui sepanjang tabung
·         Bila urine mengandung albumin maka akan tetlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit
3.      Chlorida dalam urine
·         Memasukan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian menetesi dengan larutan NaOH sebanyak beberapa tetes
·         Mengmati perubahan yang terjadi, jika ada endapan putih berarti menunjukan adanya chloride radikal
4.      Amonia dalam urine
·         Memasukan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
·         Memanaskan urine tersebut dengan lampu spirtus
·         Mencium bau urine setelah dipanaskan










F.     Hasil Pengamatan
a.       Glukosa dalam urine
Sample urine
Larutan yang digunakan
Perubahan warna setelah dipanaskan
keterangan
A
5 ml larutan benedict & 8 tetes urine
Dalam urine tidak terkandung glukosa karna tidak terjadi perubahan warna
B
5 ml larutan benedict & 8 tetes urine
Dalam urine tidak terkandung glukosa karna tidak terjadi perubahan warna

b.      Albumin dalam urine
Sampel urine
Larutan yang digunakan
Perubahan warna
keterangan
A
5 ml asam nitrit pekat + 8 tetes urine
Dalam urine tidak mengandung albumin karena tidak terbentuk cincin putih
B
5 ml asam nitrit pekat + 8 tetes urine
Dalam urine tidak mengandung albumin karena tidak terbentuk cincin putih

c.       Chlorida dalam urine
Sampel urine
Larutan yang digunakan
Perubahan warna
keterangan
A
Larutan NaOH dan 5 ml urine
Dalam urine mengandung chlorida karena terdapat serbuk putih
B
Larutan NaOH dan 5 ml urine
Dalam urine mengandung chlorida karena terdapat serbuk putih

d.      Amonia dalam urine
Sampel urine
Larutan yang digunakan
Perubahan setelah dipanaskan
Keterangan
A
5 ml urine
+++
Dalam uriine terkandung amonia yang menyebabkan bau pesing saat dipanaskan
B
5 ml urine
+++
Dalam uriine terkandung amonia yang menyebabkan bau pesing saat dipanaskan

G.    Pembahasan
Urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh, Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urin.
Dalam praktikum dilakukan berbagai macam uji terhadap urin. Pada praktikum kali ini di lakukan pengujian  pada beberapa sempel urin yaitu: glukosa dalam urin, kandungan albumin dalam urin, klorida dalam urin, pembuktian adanya ammonia dalam urin.
1.      Uji glukosa dalam urin
Untuk melihat adanya glukosa dalam urin di perlukan 5 ml larutan benedict yang di panaskan sampai mendidih, lalu di tambahkan 8 tetes sempel urinyang akan di uji, kemudian panaskan kembali 1-2 menit. Apabila tidak berubah warna yang terjadi berarti tidak ada kandungan glukosa dalam tersebut tetapi apabila berubah warna hijau untuk kandungan glukosa 1% atau merah untuk kandungan glukosa 1.5 % atau oranye untuk kandungan glukosa 2 % dan atau kuning untuk kandungan glukosa 5 % maka ada gejala penyakit diabet pada tubuh atau penyakit diabetes sudah dapat dalam tubuh itu.
Pada urin setelah dilakukan percobaan dengan menggunakan  reagen benedict ternyata memberikan endapan berwarna. Endapan ini terjadi karena adanya reaksi yang terjadi antara glukosa dan larutan benedict. Larutan benedict adalah larutan yang dibuat dari campuran kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C++ ­kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, oranye dan kuning.
Pengujian urin ini dilakukan pada urin saudari Euis Hanunah dan Saudara Wawan yang berusia 20 tahun. Setelah dilakukannya identifikasi tidak terdapat kandungan glukosa dalam urinnya, hal ini terlihat dari perubahan warna yang terjadi yaitu warna biru, dan warna biru itu sendiri merupakan warna asli dari  reagen benedcit bukan hasil perubahan warna hasil reaksi urin dengan reagen benedict. Jadi tidak ada kadar glukosa yang teridentifikasi, hal ini menunjukkan pada urin Euis Hanunah dan Wawan bebas dari glukosa. Tinggi rendahnya kadar glukosa dalam urine biasanya dipengaruhi oleh banyaknya gula atau glukosa yang dikonsumsi. 
3.      Albumin dalam urine
Percobaan kedua ialah uji albumin dalam urin. Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung Albumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna. Indikator adanya Albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih diantara Asam nitrat pekat dan Urine.
Untuk mengetahui adanya albumin dalam kandungan urin dapat di lakukan dengan cara menyiapkan asam nitrat pada tabung reaksi sebanyak 3 ml kemudian teteskan  urin secara perlahan sehingga urin turun melalui sepanjang tabung secara perlahan kemudian dilihat perubahannya apabila ada yang menyerupai bentuk cincin berarti urin tersebut mengandung albummin.
Dari hasil tes albumin ini ternyata tidak timbul cincin putih dari sample urin saudari Euis dan saudara wawan. Jadi dapat disimpulkan dari hasil pengamatan bahwa didalam urin nya tidak mengandung albumin. Keberadaan albumin dalam urin dengan jumlah yang melebihi batas normal, dapat mengindikasikan terjadinya gangguan dalam proses metabolisme tubuh.
4.      Uji Amonia dalam Urine
Amoniak merupakan senyawa kimia yang memiliki lambang NH4. bau amoniak ini sangat menyengat. Semakin menyengat bau urin tersebut maka kandungan amonianya tersebut semakin tinggi.
Pada praktikum kali ini pengamat  melakukan pengamatan terhadap urine untuk mengenal bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urine. Pengamat  melakukan pemanasan kepada urine yang telah dimasukan ke dalam tabung reaksi. Setelah dipanaskan lalu kami mencium bau urine tersebut dengan cara dikipas-kipas pada atas tabung reaksi sehingga bau amoniaknya dapat tercium. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan urin saudari euis dan saudara wawan baunya normal.
5.      Uji khlorida dalam urin
Dari hasil tes khlorida urine yang dilakukan, semua urine yang diuji mengandung khlorida radikal. Hal ini ditandai dengan adanya endapan putih pada setiap urine setelah ditetesi larutan Natrium Hidroksida (NaOH) beberapa tetes. Endapan putih ini berasal dari Reagent NaOH yang digunakan saat pengujian yang bereaksi dengan Cl- yang terkandung di dalam urine dan membentuk NaCl. Kelarutan yang rendah di dalam pelarut menyebabkan NaCl akan mengendap. Chlorida dalam urine berasal dari NaCl yang terdapat pada hampir setiap makanan yang dikonsumsi. NaCl ini kemudian diuraikan menjadi Natrium dan Chlorida. Kemudian chlorida tersebut akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh kemudian sisanya yang bersifat racun dikeluarkan melalui urine.



H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pada uji glukosa mendapatkan hasil yang negatif karena larutan berwarna biru tua yang artinya larutan tidak terindikasi mengandung glukosa
2.      Pada uji albumin mendapatkan hasil yang negatif karena tidak ditemukan cincin putih pada larutan
3.      Pada uji amonia mendapatkan hasil yang negatif, yaitu tercium bau amoniak hal ini membuktikan adanya penguraian urea dalam urin.
4.      Pada uji khlorida mendapatkan hasil yang positif yaitu terdapat endapan berwarna putih.
Dari hasil pengamatan urine diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ginjal yang bersangkutan berada dalam keadaan sehat.



















LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Goenarso. 2003.Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka
Ganong, William F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Ali, I. 2008. http://iqbalali.com/2008/02/10/urinalisis-analisis-kemih/ (diakses 13 Januari 2019).
Sinosuke, N. 2009. http://bagiilmunohara,blogspot.com/2009/04/uji-urin.html. (diakses 13 Januari 2018).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar